Articles

Melampaui Pengobatan Konvensional: Apakah Terapi Regeneratif Jawabannya?

Mar 14, 2025

Bahasa Indonesia

Back to blogs

Melampaui Pengobatan Konvensional: Apakah Terapi Regeneratif Jawabannya?


Pengobatan Regeneratif vs Konvensional: Memandang Masa Depan Kesehatan 

Dunia medis terus mengalami perkembangan, ditandai dengan fenomena-fenomena di lapangan yang menuntut solusi lebih inovatif dan efektif.  Salah satu perkembangan yang cukup menarik perhatian adalah terapi regeneratif, yang kini mulai dianggap sebagai harapan baru dalam penyembuhan berbagai macam penyakit dan cedera. Kendati demikian, pengobatan konvensional yang telah teruji selama bertahun-tahun masih menjadi pilihan utama sebagian besar pasien dalam penanganan berbagai penyakit. 

Namun, dengan hadirnya pengobatan regeneratif yang digadang-gadang sebagai revolusi baru dalam dunia kesehatan, banyak yang bertanya-tanya: apakah metode ini mampu menggantikan pengobatan konvensional, atau justru kombinasi keduanya yang menjadi solusi terbaik bagi dunia kesehatan di masa depan

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita telusuri terlebih dahulu: apa itu pengobatan regeneratif?

Pengobatan Regeneratif:
Dari Tubuh untuk Tubuh 

Berbeda dengan metode konvensional yang umumnya berfokus pada usaha menghilangkan gejala dari suatu penyakit atau penggantian bagian tubuh yang rusak, terapi regeneratif bertujuan untuk merangsang tubuh agar dapat memperbaiki dirinya sendiri. 

Terapi regeneratif bekerja dengan  memperbaiki jaringan atau organ yang rusak akibat usia, penyakit, atau cedera, dan bahkan cacat bawaan memiliki kemungkinan untuk “dinormalkan”. 

Menariknya, Terapi ini tidak hanya fokus meredakan gejala, tetapi juga langsung menyasar “akar permasalahan” suatu penyakit. Beberapa teknologi yang digunakan dalam metode ini antara lain sel punca (stem cell), rekayasa jaringan, rekayasa genetik, dan terapi gen. 

Menurut Dr. Anthony Atala, seorang ahli dalam bidang rekayasa jaringan dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine mengatakan bahwa, 

“Janji utama dalam pengobatan regeneratif bukan hanya untuk membantu mengelola penyakit tetapi untuk benar-benar meningkatkan kehidupan atau bahkan memberikan penyembuhan”. 

Salah satu contoh pengaplikasian pengobatan regeneratif yakni, Carticel –produk biologis pertama yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) di bidang ortopedi.

Carticel menggunakan kondrosit autologous untuk pengobatan cacat tulang rawan artikular fokal. Pada konteks ini, kondrosit autologus diambil dari tulang rawan articular yang dikembangkan secara ex vivo, dan kemudian ditanamkan atau diletakkan pada bagian cedera, sehingga menghasilkan pemulihan yang baik.  


SciWord of the day!

Autologus

Autologus artinya menggunakan sel, jaringan, atau cairan tubuh seseorang sendiri untuk pengobatan, seperti transplantasi darah atau terapi sel punca. Karena berasal dari tubuh sendiri, metode ini mengurangi risiko penolakan imun dan efek samping.

Dalam dunia medis, terapi autologus sering digunakan untuk mengobati kanker, penyakit autoimun, dan cedera jaringan.

Istilah autologus berasal dari bahasa Yunani "auto-" (sendiri) dan "logos" (studi). Konsep ini berkembang seiring kemajuan teknologi sel punca dan transplantasi, meskipun praktiknya sudah dilakukan sejak abad ke-20.


Pengobatan Konvensional:
Teruji dan Efektif

Di sisi lain, pengobatan konvensional telah menjadi standar dalam dunia medis selama berabad-abad. Pendekatan ini mencangkup penggunaan obat-obatan farmasi, pembedahan, serta terapi fisik dan kimia untuk menangani berbagai penyakit. Keunggulan utama pengobatan konvensional adalah efektivitasnya yang telah terbukti secara klinis serta ketersediaannya di hampir semua fasilitas kesehatan. 

Hanya saja, pengobatan konvensional umumnya berfokus pada pengelolaan gejala suatu penyakit tanpa benar-benar menyelesaikan akar masalahnya. Ibarat suatu pohon mengalami penyakit akibat terinfeksi virus, kita hanya memangkas cabang yang tampak sakit tanpa memberikan perlakuan untuk menghilangkan sumber infeksinya. Padahal, jika akar masalahnya tidak diselesaikan, infeksi bisa menyebar kembali dan merusak pohon secara berkala. 

Pengobatan Regeneratif vs. Konvensional:
Kombinasi yang Sempurna untuk Masa Depan?



Meskipun terapi regeneratif menawarkan pendekatan inovatif dalam penyembuhan penyakit dengan memanfaatkan sel dan terapi biologis, pada akhirnya pengobatan regeneratif tidak bisa sepenuhnya dibandingkan atau dipisahkan dari pengobatan konvensional. 

Hal ini dikarenakan, banyak prosedur dalam pengobatan regeneratif yang tetap membutuhkan intervensi bedah, baik untuk dapat mengimplementasikan jaringan baru maupun mengakses area yang membutuhkan perbaikan. 

Sehingga, pengobatan konvensional seperti pembedahan tetap menjadi elemen penting dalam memastikan keberhasilan terapi regeneratif. Sangat mungkin di masa depan, pengobatan konvensional akan terus digunakan sebagai pondasi yang menyongkong dan memfasilitasi penerapan terapi regeneratif, bukan sebagai metode yang saling menggantikan, melainkan menjadi metode yang saling melengkapi untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih efektif dan menyeluruh. 


Referensi

Kulkova, J., Kulkov, I., Rohrbeck, R., Lu, S., Khwaja, A., Karjaluoto, H., & Mero, J. (2023). Medicine of the future: How and who is going to treat us? Futures, 146, 103097. https://doi.org/10.1016/j.futures.2023.103097

Mao, A. S., & Mooney, D. J. (2015). Regenerative medicine: Current therapies and future directions. Proceedings of the National Academy of Sciences, 112(47), 14452–14459. https://doi.org/10.1073/pnas.1508520112

Ntege, E. H., Sunami, H., & Shimizu, Y. (2020). Advances in regenerative therapy: A review of the literature and future directions. Regenerative Therapy, 14, 136–153. https://doi.org/10.1016/j.reth.2020.01.004

written by

Anissafa Atul Khusna

Oversee & Edited by

Helmi Hana Prinanda, M.Sc.

Want to Book a Call?

Want to Pioneer Better Health Solutions? Get in Touch with Us

Want to Book a Call?

Want to Pioneer Better Health Solutions?
Get in Touch with Us